Binatang Apa Yang Seram
Pengertian Binatang, Hewan, Fauna, dan Satwa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, binatang adalah makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal budi.
Adapun hewan, kata ini diartikan sebagai binatang, sedangkan fauna adalah keseluruhan kehidupan hewan di suatu habitat, daerah, atau strata geologi tertentu. Sementara itu, kata satwa oleh KBBI diartikan sebagai binatang.
Untuk informasi tambahan, kata hewan diserap dari bahasa Arab, حَيَوَان, yang berarti binatang sebagaimana penjelasan dari kamus Al-Ma'any. Sementara itu, dikutip dari buku Tata Cara Identifikasi Satwa Liar yang Dilindungi oleh Juju Juanda, istilah fauna berasal dari bahasa Yunani yang bermakna binatang.
Di sisi lain, kata satwa diambil dari bahasa Sansekerta. Menurut makna yang tersaji dalam buku Kamus Sansekerta Indonesia oleh Dr Purwadi M Hum dan Eko Priyo Purnomo, satwa berarti binatang/hewan.
Contoh Penggunaan Binatang, Hewan, Fauna, dan Satwa
Contoh-contoh pemakaian keempat kata tersebut bisa dilihat dalam penjelasan berikut agar detikers lebih paham:
Demikian penjelasan lengkap mengenai perbedaan binatang, hewan, fauna, dan satwa beserta contoh pemakaiannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
adjar.id - Di sekitar kita ada banyak jenis hewan.
Nah, di antara hewan-hewan tersebut, ada yang memiliki nama seram, lo.
Secara umum, nama-nama seram tersebut berasal dari tampilan fisik hewan atau kebiasaan-kebiasaan mereka.
Apa saja hewan-hewan tersebut?
Kita cari tahu bersama, yuk!
Perbedaan Binatang, Hewan, Fauna, dan Satwa
Dari pengertian di atas, tidak terlihat adanya perbedaan makna yang terkandung. Bahkan, satu sama lainnya saling bersinonim.
Keterangan senada juga didapat dalam tulisan Satrio Bagus Pamungkas berjudul Perancangan Ilustrasi Satwa Endemik Indonesia beserta Media Promosinya yang diunggah laman Universitas Sahid Surakarta.
Dijelaskan bahwasanya binatang, hewan, fauna, dan satwa adalah hal yang sama. Perbedaannya terletak dalam kegunaan masing-masing dalam topik pembicaraan.
Misalnya, untuk ragam hukum (dibahas atau disebut dalam suatu norma) dan ragam zoologi (ilmu kehidupan binatang dan klasifikasi hewan), kata fauna dan satwa bisa dipakai. Kondisi berbeda berlaku untuk kata binatang yang pemakaiannya begitu luas. Kata ini bisa dipakai untuk ragam akrab, santai, maupun kasar.
Sementara itu, kata hewan bisa digunakan dalam ragam zoologi. Bahkan, penggunaan kata ini bisa jauh lebih luas atau umum ketimbang satwa.
Dirujuk dari akun Instagram The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ), @siej_info, penggunaan kata hewan, binatang, dan satwa memang sama-sama merujuk makhluk hidup selain tumbuhan dan manusia. Namun, terdapat sedikit perbedaan dalam pemakaiannya.
Kata hewan merujuk pada makhluk jinak dan sering berinteraksi dengan manusia. Istilah ini juga sering dipakai untuk istilah dalam pembelajaran serta lebih halus. Sementara itu, kata binatang merujuk makhluk yang cenderung liar dan hidup di alam bebas alias tidak dipelihara serta lebih kasar.
Terakhir, kata satwa merujuk makhluk liar atau buas yang diburu, tetapi tidak diternakkan. Contohnya adalah beruang, babi, hutan, badak, dan singa.
Kesimpulannya, penggunaan masing-masing kata adalah:
Hewan yang Memiliki Nama Seram
Memiliki tampilan fisik berwarna merah seperti darah dan tentakel yang mirip sayap vampir.
Memiliki tampilan fisik pucat yang menyerupai hantu dan aktif di malam hari.
Kadal yang memiliki duri di seluruh tubuhnya, termasuk di kepala yang menyerupai tanduk.
Baca Juga: 7 Hewan yang Dapat Bertahan Hidup di Kutub Utara
Memiliki tampilan fisik ramping dan tembus pandang, sehingga kerangka atau bagian tubuh dalamnya dengan mudah terlihat.
5. Ngengat Kepala Maut
Sayapnya memiliki corak yang terlihat seperti tengkorak manusia.
Hiu ini memiliki tampilan yang menyeramkan, terutama pada bagian mulutnya dengan gigi-gigi yang tajam dan banyak.
Hewan sejenis kadal yang suka bersembunyi di bawah tanah dan makan hanya tiga atau empat kali dalam setahun.
Yeti adalah hewan yang tubuhnya diselimuti bulu berwarna putih.
Itulah beberapa hewan yang memiliki nama seram.
Baca Juga: 5 Jenis Hewan Herbivora, Hanya Memakan Bagian Khusus dari Tumbuhan
Apakah Adjarian bisa menyebutkan hewan lain dengan nama yang tak kalah seram?
Tonton video ini juga, yuk!
Geng: Pengembaraan Bermula merupakan film layar lebar pertama yang diluncurkan dalam serial animasi Upin & Ipin. Tentunya, film yang diproduksi Les' Copaque Production ini punya banyak kesan dan pesan tersendiri yang membekas pada benak penontonnya. Nah, salah satu kesan paling kuat yang ditonjolkan pada film ini adalah kisah persahabatan antara Upin, Ipin, Raju, dan sosok hewan misterius bernama Opet.
Dalam cerita, Opet diperkenalkan sebagai sosok hewan misterius berbulu merah yang berasal dari dunia lain dan sangat gemar memakan durian. Suara yang dikeluarkannya terbilang aneh dan sosok induk Opet diperlihatkan dapat mengubah ukuran tubuhnya menjadi raksasa. Tentunya, Opet bersama induknya tersebut memang hanya berupa hewan fiktif. Meskipun demikian, secara penampilan sebenarnya Opet bisa dibilang mirip dengan beberapa jenis hewan yang ada di dunia sehingga dapat dikatakan kalau sosok Opet terinspirasi dari berbagai elemen.
Sebenarnya Opet itu hewan apa? Nah, kali ini, yuk, kita sama-sama cari tahu beberapa hewan yang punya perwujudan maupun perilaku yang mirip seperti Opet. Hewan-hewan dalam daftar ini rata-rata tersebar di wilayah Asia dan bahkan ada di antaranya yang sedang dalam status konservasi mengkhawatirkan.
Kalau penasaran dengan makhluk apa yang memiliki peta persebaran paling luas di Bumi setelah manusia, maka rubah merah (Vulpes vulpes) lah jawabannya. Mereka bisa ditemukan mulai dari Asia, Eropa, Afrika, hingga Amerika Utara. Menariknya, spesies ini juga diperkenalkan di Australia dan terus berkembang dengan baik di sana. Ukuran rata-rata rubah merah sekitar 90—105 cm untuk panjang dan 5—14 kg untuk bobot.
Dilansir Britannica, ciri khas utama dari rubah merah adalah bulu-bulu tebalnya yang sangat lembut dan umumnya berwarna merah kecokelatan. Nah, warna bulu mereka sekilas tentu mengingatkan kita pada sosok Opet yang juga memiliki paduan warna serupa. Ditambah lagi, pada bagian wajahnya juga terdapat moncong berwarna cerah dengan hidung hitam layaknya makhluk misterius dari animasi Upin & Ipin tersebut.
Di alam liar, rubah merah dapat hidup dalam berbagai jenis habitat, semisal hutan, padang rumput, gurun pasir, dataran salju, sampai area sekitar pertanian dan pemukiman manusia. Mereka tergolong sebagai omnivor yang bisa mengonsumsi berbagai jenis mamalia kecil, burung, bangkai, telur, buah, biji-bijian, dan sampah sisa manusia. Rubah ini merupakan hewan soliter sehingga hanya akan bertemu sesamanya saat musim kawin atau ketika sedang merawat anak-anaknya
Hewan ini sangat adaptif dan cepat belajar. Rubah merah diketahui bisa mengubah perilaku dan ciri fisiknya tergantung di mana mereka tinggal. Rubah yang tinggal di pemukiman cenderung nokturnal, memiliki moncong yang pendek dan otak yang kecil. Sedangkan rubah merah yang tinggal di alam justru memiliki ciri yang sebaliknya.
Masih dari hewan yang memiliki warna bulu merah kecokelatan, kali ini ada panda merah (Ailurus fulgens). Si imut yang satu ini merupakan hewan yang punya ukuran kurang lebih sama seperti kucing domestik. Panjang tubuh dari ujung kepala hingga ujung ekornya sekitar 93—109 cm dengan bobot antara 3,6—7,7 kg. Panda merah tinggal mulai dari China, Nepal, India, Bhutan, hingga Myanmar dan menyukai habitat berupa hutan hujan dengan vegetasi pohon yang tinggi dan lebat.
Selain kemiripan pada bulu tebal berwarna merah kecokelatan dan moncongnya, panda merah dan Opet sama-sama memiliki kemampuan spesial. Smithsonian Magazine melansir bahwa panda merah merupakan ahli dalam memanjat dan sangat mahir melakukan aksi akrobatik. Hal ini tentu sama seperti Opet yang dalam beberapa adegan diperlihatkan sangat pandai memanjat dan berakrobat. Bagi panda merah, kemampuan memanjat ini disebabkan karena pergelangan kaki mereka sangat fleksibel, ekornya dapat menjadi penyeimbang, dan cakar yang kuat untuk mencengkeram batang pohon.
Oh iya, ada satu fakta menarik dari si imut ini. Meski dari namanya hewan ini terdengar berkerabat dengan panda raksasa, keduanya sebenarnya merupakan hewan yang sangat berbeda secara taksonomi. Panda raksasa masuk dalam keluarga beruang. Sedangkan panda merah merupakan satu-satunya spesies dalam famili Ailuridae dan genus Ailurus. Bahkan, sebenarnya kalau kita merujuk pada siapa yang jadi jenis "panda sejati", maka hal itu lebih sesuai disematkan pada panda merah ketimbang panda raksasa.
Hal menarik lain dari panda merah terletak pada apa yang mereka konsumsi. Secara biologis, mereka sebenarnya didesain untuk menjadi karnivor sejati. Akan tetapi, hewan imut ini justru lebih menyukai bambu sebagai makanan utama dan peneliti memperkirakan perubahan menu makanannya ini sudah terjadi sejak dua juta tahun yang lalu. Kalau sedang sulit memperoleh makanan favoritnya ini, barulah panda merah akan mengonsumsi hal lain, semisal buah-buahan, akar tanaman, telur burung, ikan, dan pengerat kecil.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Baca Juga: 7 Hewan Khas Taman Nasional Kutai, Ada Orang Utan Pemakan Kulit Kayu!
Tentunya, jenis hewan yang paling menyerupai Opet adalah jenis kera (superfamili Hominoidea). Nah, dari beberapa jenis kera yang tersebar di seluruh dunia, rasanya orang utan (genus Pongo) jadi contoh yang paling dekat kemiripannya dengan Opet.
Orang utan terbagi atas tiga spesies berbeda. Mereka adalah orang utan sumatra (Pongo abelii) yang hidup di Pulau Sumatra, orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) yang hidup di Kalimantan, dan orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang secara eksklusif hanya ditemukan di wilayah Tapanuli, Sumatra.
Earth melansir bahwa rata-rata bobot orang utan jantan sekitar 90 kg dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Sementara itu, para betina biasanya hanya mencapai setengah dari ukuran jantan. Di antara ketiga jenisnya, orang utan kalimantan jadi yang paling besar dan memiliki warna rambut yang cenderung lebih gelap ketimbang saudaranya. Mereka merupakan mamalia arboreal terbesar yang ada di dunia karena sekitar 80 persen hidup orang utan hanya dihabiskan di atas pohon saja.
Tentunya ada begitu banyak kesamaan antara Opet dengan orang utan. Di luar warna rambut, cara berjalan mereka sangat mirip. Selain itu, lengan Opet dan orang utan sama-sama kuat dan relatif panjang, di mana lengan tersebut berfungsi untuk memudahkannya saat akan memanjat.
Soal makanan, orang utan sebagai pemakan buah-buahan pun diketahui menggemari durian layaknya Opet. Dari segi perilaku pun Opet cukup mirip seperti anak orang utan. Pasalnya, anak orang utan akan selalu mengikuti induknya dan belajar segala sesuatu yang perlu diketahuinya melalui sang induk.
Sayangnya, saat ini ketiga jenis orang utan yang tersebar di Indonesia dan Malaysia (bagian timur yang terletak di Kalimantan) sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Tak lebih dari 85 ribu orang utan yang tersebar di seluruh dunia. Orang utan kalimantan sekitar 70 ribu individu, orang utan sumatra 14 ribu individu, dan orang utan tapanuli jadi spesies terancam punah dengan hanya 800 individu tersisa. Kerusakan hutan dan perburuan liar jadi penyebab utama mengapa orang utan terus berkurang. Dalam kurun waktu 1999 sampai 2015 saja, diperkirakan ada sekitar 100 ribu orang utan yang telah musnah dari habitatnya.
Dari perawakannya, Opet jelas mengingatkan kita pada sosok anjing domestik (Canis familiaris). Ada begitu banyak jenis anjing domestik yang bisa dibilang serupa dengan Opet dari segi ukuran, karakter maupun ciri fisik. Bagian telinga, misalnya, mirip dengan anjing jenis labrador retriever. Kemudian, moncong Opet terlihat mirip seperti rottweiler. Dan ukurannya kurang lebih sama seperti bulldog atau anjing lain dengan ukuran kecil.
Soal perilaku, tak diragukan lagi kalau Opet merupakan makhluk yang sangat suka berinteraksi dengan manusia yang sudah dianggapnya sebagai teman, layaknya anjing. Karakter ini juga setia dan rela mengorbankan diri demi melindungi teman-temannya, sesuatu yang juga akan dilakukan anjing domestik kepada pemiliknya. Selain itu, Opet maupun anjing domestik juga sangat energik dan komunikatif saat bersama seseorang yang membuatnya nyaman untuk berinteraksi.
Jadi, itu dia keempat hewan yang memiliki berbagai kemiripan dengan karakter Opet yang ada dalam film layar lebar Geng: Pengembaraan Bermula. Meski tak mendapatkan informasi resmi dari Les' Copaque Production soal inspirasi karakter Opet, rasanya hewan-hewan di atas sudah cukup mewakilinya, bukan? Menurutmu, dari keempat hewan di atas, siapa yang paling mirip dengan Opet?
Baca Juga: 13 Nama Asli Karakter Upin Ipin yang Sebenarnya, Sudah Tahu?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah binatang, hewan, fauna, dan satwa. Apakah keempat kata tersebut dipakai untuk menunjukkan hal yang sama? Mari simak penjelasan berikut contoh lengkapnya berikut!
Berdasar informasi dari Indonesian Journal of Conservation berjudul "Keanekaragaman Hayati Indonesia: Masalah dan Upaya Konservasi" oleh Agus Setiawan, Indonesia tercatat memiliki 115 spesies mamalia, 1.500 spesies burung, 600 spesies reptil, dan 270 spesies amfibi. Di samping itu, Indonesia juga kaya akan keanekaragaman ikan.
Sebagai warga negara yang bangga akan kekayaan alam ini, detikers mesti paham cara penyebutannya dengan tepat. Oleh karena itu, kamu bisa membaca paparan mengenai perbedaan kata binatang, hewan, fauna, dan satwa di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT